Kamis, 21 Juli 2022

Bukti Serius Pemerintah, Terus Genjot Antisipasi Subvarian COVID-19

 


Meskipun situasi pandemi di Indonesia masih berada di level 1, pemerintah terus mengeluarkan kebijakan untuk mencegah COVID-19 karena pandemi belum berakhir sepenuhnya.


Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, Senin (18/07/2022), usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta.


“Pemerintah terus mengantisipasi penyebaran subvarian (Omicron), baik BA.4 maupun BA.5. Tingkat transmisi komunitas mencapai angka 8,25 orang per 100 ribu. Jadi sesuai dengan level WHO, kita masih di Level 1, karena standarnya 20 per 100 ribu,” ujar Airlangga.


Airlangga mengungkapkan, angka Reproduksi Efektif (Rt) nasional menunjukkan tren penurunan dalam tiga minggu terakhir.


“Tingkat reproduksi efektif (Rt) relatif melandai dalam tiga minggu terakhir dari 1,27 turun 1,26 dan 1,24. Dan Rt semua pulau masih di atas 1. Untuk (Rt) di luar Jawa Bali: Sumatra di 1,29, NTT-Kalimantan-Sulawesi di 1,18, Maluku di 1,08,” kata Menko Ekonomi.


Airlangga menambahkan, penambahan kasus harian tertinggi terjadi di wilayah Jawa-Bali yang berkontribusi sebesar 95 persen. Sementara untuk di luar Jawa-Bali penambahan kasus hariannya masih sangat rendah dan relatif landai.


“Untuk di luar Jawa Bali, kasus (harian) yang relatifnya masih rendah dan landai. Yang (kasus) aktif masih (tinggi) di Sumatra Utara, Kalsel, Kaltim, Sumsel, Sulsel, dan Kalteng,” ujarnya.


Dalam keterangan persnya, Airlangga yang merupakan koordinator PPKM ini menyampaikan berdasarkan data asesmen situasi COVID-99 per tanggal 16 Juli 2022, terdapat kabupaten/kota di luar Jawa-Bali dengan level transmisi komunitas yang mulai naik, yaitu di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Adapun 385 kabupaten/kota lainnya berada pada level Transmisi Komunitas Level 1.


Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 memiliki kemampuan untuk menembus atau menghindari vaksinasi (vaccination evation). Subvarian tersebut diyakini bisa menembus vaksinasi dua hingga tiga kali lipat lebih efektif dibandingkan varian Omicron BA.1, sehingga kemungkinan masyarakat untuk terinfeksi lebih tinggi walaupun yang bersangkutan sudah divaksinasi.

0 komentar:

Posting Komentar