Sabtu, 19 November 2022

Pendukung Anies Tumbuhkan Radikalisme di Indonesia

 


Moeldoko menyebut radikalisme akan meningkat menjelang penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024. Moeldoko mengutip data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengenai tingkat radikalisme pada saat pandemi. Menurutnya, angka itu akan meningkat di tahun politik.

Survei BNPT pada tahun 2020 potensi radikalisme 14 persen. Itu data dalam kondisi anomali saat pandemi. Tahun politik pada 2023-2024 ada kecenderungan meningkat. Moeldoko mengatakan peningkatan radikalisme dipicu dinamika politik. Begitu pula dengan politik identitas yang kemungkinan muncul jelang pemilu.

Meski demikian, Moeldoko tak menjawab saat ditanya apakah pemerintah melihat ada kelompok atau kandidat presiden yang akan memainkan isu tersebut. Dia hanya berkata kesadaran publik mengenai ancaman radikalisme perlu ditingkatkan.

Ini sebenarnya sebuah situasi yang diperlukan untuk membangun awareness tentang radikalisme. Jadi, ini perlu kita announce agar kita semua memiliki awareness. Moeldoko membantah jika pemerintah sengaja melabeli sejumlah kelompok dengan cap radikalisme. Dia menyatakan pemerintah punya standar yang jelas untuk menyatakan sebuah kelompok radikal.

Ruhut Sitompul, blak-blakan menyebut pendukung Anies Baswedan kebanyakan berlatar belakang teroris. Hal itu ia ucapkan mengingat Anies banyak didukung oleh kelompok-kelompok radikal. Lihat saja yang deklarasi dukung Anies itu mantan teroris, mantan Hizbut Tahrir, FPI, PA 212, yang kerjanya dan modalnya jualan agama.

pendukung Anies jauh dari nilai-nilai Pancasila. Ruhut juga mengatakan saat ini yang mendeklarasikan diri sebagai pendukung Anies Baswedan terdiri dari kelompok yang jualan agama.

Karena hal-hal kontroversial itu, Ruhut menilai Anies Baswedan tak akan bisa lepas dari cap Bapak Politik Identitas. Ruhut bahkan menganggap Anies menang di pemilihan kepada daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 lalu karena isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Enggak bisa (lepas dari cap Bapak Politik Identitas). Dia menang karena SARA, ujaran kebencian, fitnah, bahkan teror. Kurang apa itu. .Eks anggota DPR itu juga menyebutkan Indonesia ialah negara dengan ideologi Pancasila dan tidak mengenal dominasi mayoritas serta tirani minoritas. Anies Baswedan saat ini menjadi bakal capres yang diusung oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem).


0 komentar:

Posting Komentar