Kamis, 18 Agustus 2022

Tegaskan Jajaran Menteri untuk kerja Maksimal, Jokowi: "Reshuffle" Kabinet Masih Mungkin Dilakukan

 


Kondisi Dunia saat ini masih sangat bergejolak dan tidak stabil, sehingga menteri dituntut bisa bekerja lebih optimal dan cepat tanggap demi mencapai Indonesia Maju. Joko Widodo mengatakan, perombakan (reshuffle) kabinet masih memungkinkan untuk dilakukan kembali. Menurut Jokowi, hal itu merujuk pada kondisi perubahan dunia yang serba mendadak akhir-akhir ini.

Dengan demikian, Jokowi menekankan diperlukan kebijakan yang cepat dan tepat dari para menteri.

"Masih (memungkinkan reshuffle). Sekarang ini setiap hari bisa terjadi perubahan mendadak situasi dunia. Kita juga membutuhkan kecepatan waktu, ketepatan membuat policy, sehingga kemungkinan reshuffle," ujar Jokowi

Jokowi menegaskan, apabila ke depannya diperlukan reshuffle untuk kepentingan lebih baik maka akan dilakukan.

"Kalau diperlukan untuk kepentingan lebih baik, ya dilakukan. Meskipun tinggal sehari, kalau diperlukan, ya dilakukan," tambahnya.Pernyataan soal masih terbukanya peluang reshuffle kabinet juga disampaikan Jokowi pada pertengahan Juli lalu. Saat itu, Jokowi meminta menteri-menterinya agar bekerja secara ekstra dalam menghadapi tantangan yang tak mudah, yakni ancaman resesi akibat krisis dan energi.

"Menteri tidak bisa bekerja biasa-biasa. Harus bekerja ekstra. Tidak bisa hanya bekerja secara makro, tetapi juga mikro bahkan supermikro, melihat detail satu per satu," kata Jokowi

Jokowi pun menyanggah saat ditanya apakah sudah tidak ada lagi perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju.

Jokowi pun menegaskan, perintah untuk fokus bekerja bukan hanya ditegaskan kepada Mendag Zulkifli Hasan, melainkan semua menteri di kabinet. Jokowi memberikan penekanan bahwa menteri-menteri yang tugasnya berkaitan dengan pangan dan energi harus lebih berkonsentrasi dalam bekerja.

"Semuanya harus fokus bekerja utamanya yang berkaitan dengan energi sama pangan. Itu penting, jadi saya urus terus urusan BBM. Berkaitan dengan energi, batu bara, semuanya karena dunia terdisrupsi di energi dan pangan," jelas Jokowi.

0 komentar:

Posting Komentar