Senin, 23 Januari 2023

Menjadi Produsen Sawit Terbesar Di Dunia, Indonesia Berdaulat Tentukan Harga CPO

 


Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga menilai, Indonesia sebagai produsen sawit terbesar dunia seharusnya bisa berdaulat menentukan harga sawitnya sendiri.

Saat ini, harga sawit Indonesia masih mengacu pada harga indkes luar negeri seperti Malaysia Derivatives Exchange (MDEX) atau Rotterdam. Terlebih, Sahat mengatakan porsi pasar sawit Indonesia adalah untuk ekspor sehingga Indonesia sulit untuk bisa berdaulat menentukan harga sawitnya.

Sahat menyarankan agar pemerintah membuat regulasi yang konsisten, tidak seperti pertengahan tahun 2022 lalu ketika terjadi masalah minyak goreng. Sahat menghitung, harga jual sawit di dalam negeri rata-rata hanya USD 800 per ton sementara bila diekspor mencapai USD 1.100 per ton.

Sahat melanjutkan, apa yang diperlukan industri sawit di Indonesia adalah regulasi yang konsisten dan keamanan dalam berusaha. Dengan begitu, porsi penjualan sawit akan dominan di dalam negeri sehingga Indonesia sebagai produsen terbesar tidak perlu berkiblat pada indeks harga luar. Soal penyerapan, dia juga menjelaskan ada banyak produk turunan sawit yang bisa dikembangkan, tidak hanya minyak goreng saja.

Dihubungi terpisah, Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Tofan Mahdi mengatakan, sebenarnya Indonesia memiliki tender KPBN sebagai acuan harga minyak sawit (CPO).

Adapun pemerintah kini tengah menyiapkan bursa komoditas sawit. Tofan mengatakan pihaknya akan melihat dahulu detailnya bursa tersebut. Dia mengatakan pihaknya mendukung apa pun kebijakan pemerintah yang bertujuan meningkatkan kinerja sawit Tanah Air.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyayangkan Indonesia masih berpatokan pada Malaysia untuk harga CPO, meskipun Indonesia produsen terbesar sawit dunia.


0 komentar:

Posting Komentar