Senin, 16 Januari 2023

Jateng Area “Kering” yang Berubah Menjadi Pusat Investasi Nasional

 


Ganjar Pranowo berhasil mengemas Jawa Tengah menjadi primadona investasi. Para investor kini mengantri membuka lapangan usaha baru sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tumbuhnya kepercayaan para investor juga tidak lepas dari sistem birokrasi yang bersih dan cepat yang selama ini dibangun di Jateng.

Pada semester I tahun 2022, total investasi di Jawa Tengah tembus Rp 39,19 triliun. Dari nilai itu, yang mendominasi justru penanaman modal asing (PMA) dengan realisasi nyaris Rp 20 triliun. Sisanya penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Jepang menjadi negara yang paling banyak berinvestasi di Jateng dengan nilai penanaman modal 525.209,50 dolar AS atau 46,23 persen dari total investasi di Jateng semester pertama 2022.

Negara kedua dari besaran investasi adalah Korea Selatan dengan 166.410,10 dolar AS (14,65 persen), disusul Singapura 85.183,70 dolar AS, Hongkong 60.850,40 dolar AS, dan Republik Rakyat Tiongkok 54.790,20 dolar AS.

Dengan total investasi Rp 39,19 triliun dan proyek 8.298 itu, totalnya ada 116 ribu lebih tenaga kerja yang terserap. Ia merinci, dari jumlah tenaga kerja yang terserap itu, PMA membutuhkan lebih banyak yakni 68.041 orang, sementara PMDN menyerap 48.026 orang.

Penyerapan jumlah tenaga kerja pada semester pertama 2022 kali ini juga melebihi capaian tahun 2018 dan 2019. Pada 2018 tercatat serapan tenaga kerja 112.883 pekerja, sedangkan pada 2019 terserap 114.743 pekerja.

Perusahana raksasa seperti Wavin pun kepincut menanamkan investasi di Jawa Tengah. Anak usaha Orbia dan bergerak pada bidang bangunan dan infrastruktur ini melakukan ground breaking pabrik di Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang pada 3 Oktober 2022 kemarin.

Lahan seluas 20 hektare dipakai perusahaan asal Belanda ini untuk mendirikan pabrik yang dijadwalkan akan mulai beroperasi pada tahun 2024. Wavin menjadi salah satu dari 10 perusahaan besar dunia yang sudah berinvestasi di Ground Batang City. Mulai dari pabrik baterai mobil listrik, kaca, alkes, dan lainnya.

Keberhasilan Ganjar dalam menjadikan Jateng sebagai primadona investasi juga diakui Staf Khusus Menteri Investasi/Kepala BKPM Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional, M. Pradana Indraputra. Seperti diberitakan Pikiran Rakyat, ia menilai kepemimpinan Ganjar mampu menyelaraskan seluruh OPD untuk menyukseskan sektor investasi. Di samping itu juga sarana prasarana yang nyaman serta respon pemangku kebijakan yang cepat.

Selain itu Jawa Tengah juga mempunyai ketersediaan infrastruktur yang pro investasi. Seperti dua pelabuhan internasional, dua bandara internasional, serta konektivitas Jalan Tol Trans-Jawa dan jaringan rel kereta api yang telah menghubungkan seluruh wilayah di Jawa Tengah.

 

Di sisi energi, Jawa Tengah surplus energi listrik yang didukung oleh 7.303,97 MW, didukung jaringan gas industri untuk memenuhi kebutuhan industri di Jateng, dan jaringan air bersih untuk kebutuhan industri.

Dengan modal itu, Ganjar semakin percaya diri menawarkan investasi kepada negara-negara anggota Uni Eropa. Pasalnya, negara-negara tersebut cukup punya potensi untuk menanamkan investasi di Jawa Tengah.


0 komentar:

Posting Komentar