Rabu, 26 Juli 2023

Retorika Politik Anies Baswedan Gagal Wujudkan Rumah DP Nol Persen dan Program OK OCE

 


Anies Baswedan klaim jumlah wirausaha baru yang mengikuti program Jakpreneur sudah melampaui target. Jakpreneur adalah program untuk mencetak wirausaha baru yang dulu dikenal dengan nama OK OCE (One Kecamatan One for Center Entrepreneurship).

OK OCE merupakan salah satu janji politik Anies dan Sandiaga Uni pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, Anies-Sandi menargetkan 200.000 wirausaha baru dalam waktu lima tahun masa kepemimpinannya.

Program Jakpreneur awalnya menuai kritik dari anggota DPRD DKI Jakarta. Ketua Fraksi PDI-Perjuangan Gembong Warsono mengatakan, program Jakpreneur menjanjikan akan mencetak 361.518 wirausaha baru. Jumlah tersebut meningkat dibanding jumlah yang dijanjikan saat kampanye Pilkada DKI.

Namun, target dalam perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 target kembali diubah menjadi 278.971. Sementara itu, Anies menyebut anggota Jakpreneur telah melampaui target yakni mencapai 287.000 anggota dari 44 kecamatan di seluruh DKI Jakarta. Artinya, anggota Jakpreneur telah melampaui target janji kampanye, namun belum mencapai target dalam RPJMD.

 "Targetnya adalah bisa menumbuhkan 200.000 entrepreneur baru di tahun 2022. Ini targetnya, dan Alhamdulillah target itu tidak tercapai, tapi terlampaui," kata Anies dalam acara Malam Apresiasi Jakpreneur Fest 2021 di Museum Bank Mandiri, Jakarta, Minggu (24/10/2021). Dari jumlah anggota itu, Anies menjelaskan baru 176.000 anggota yang resmi dilantik mengikuti program Jakpreneur. Nantinya, mereka akan mendapatkan pelatihan dan akses pemodalan.

Di sisi lain, Gembong juga menyoroti realisasi pencapaian UMKM yang bisa mendapat akses permodalan hanya 1.064 dari target yang dijanjikan Anies. "Hanya sebanyak 0,3 persen saja (yang terealisasi), namun dalam RPJMD perubahan targetnya turun menjadi 278.971 wirausaha baru. Data di atas dapat kami simpulkan bahwa tanpa adanya pandemi pun program ini akan sulit mencapai target yang sudah dicanangkan," kata Gembong, 2 Agustus 2021. Anies kembali membantah minimnya akses permodalan untuk anggota Jakpreneur.

Program rumah susun (rusun) dengan DP Rp 0, penanganan banjir, dan penanganan kemacetan dianggap gagal diatasi Anies Baswedan selama menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Hal tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga Algoritma Research and Consulting.

“Program yang dianggap gagal adalah perumahan DP 0 dan juga bagaimana Gubernur Anies Baswedan mengatasi banjir dan juga mengurangi kemacetan,” kata Aditya.

Hasil survei tersebut menunjukkan, 23,9 persen responden menganggap program rumah dengan Rp 0 gagal. Kemudian, 19,8 persen responden memilih penanggulangan banjir sebagai program gagal, sedangkan 16,7 persen responden menganggap program mengatasi kemacetan Jakarta gagal.

Suvei ini telah dilakukan oleh Algoritma Research and Consulting terhadap 420 di enam kota/kabupaten di DKI Jakarta. Hasil survei mewakili pendapat masyarakat Jakarta usia dewasa atau pemilih (17 tahun ke atas). Margin of error diperkirakan kurang lebih 4,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan pada 27 September sampai 3 Oktober 2022 melalui wawancara telepon menggunakan kuesioner.

Program DP Rp 0 merupakan salah satu janji kampanye Anies saat Pilkada 2017 yang dituangkan ke dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Anies menargetkan pembangunan 232.000 unit rumah dengan DP Rp 0 dalam RPJMD. Namun, Anies memangkas target unit hunian itu dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 25 Tahun 2022 tentang Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026. Dalam pergub itu disebutkan bahwa target rumah RP Rp 0 menjadi 9.081 unit. Adapun hingga saat ini, jumlah unit hunian DP Rp 0 yang sudah tersedia sebanyak 2.332 unit.

Kemudian, terkait kemacetan, pada Maret 2022, Anies pernah memamerkan data kemacetan Jakarta yang turun drastis. Anies menyebut kemacetan Jakarta sudah jauh berkurang jika dibandingkan sebelum ia menjabat. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menggunakan data dari TomTom Traffic Index dalam mengukur tingkat kemacetan di Jakarta dan perbandingannya dengan negara lain.


0 komentar:

Posting Komentar