Rabu, 26 Juli 2023

Bingung Dalam Menata Kota Jakarta, Anies Akhirnya Gunakan Cara Lama Penggusuran dan Relokasi Warga

 


Anies Baswedan menelan ludah sendiri? Ah, sudah biasa. Anies Baswedan akhirnya setuju dengan kebijakan pendahulunya yang dulu dia kritik habis-habisan? Itu juga sudah biasa. Anies Baswedan tidak menepati janji kampanye? Sudah berulang kali dilakukannya.

Kali ini juga sama, Anies Baswedan menyatakan bahwa penggusuran tidak terhindarkan di Jakarta. Pernyataan ini disampaikannya saat meresmikan Kampung Produktif Tumbuh Cakung pada hari Kamis, 25 Agustus 2022.

“(Relokasi) tidak mungkin dihindari dalam pembangunan sebuah kota. Bayangkan ada sebuah kawasan dimana pemerintah harus bangun jalan tol, harus bangun LRT (light rail transit), pasti harus ada relokasi (warga). Jadi tidak mungkin tidak ada relokasi,” kata Anies

Kalimatnya sih memang benar. Dalam penataan kota bisa saja terjadi relokasi warga atau penggusuran. Hanya saja, rasanya seorang Anies Baswedan tidak pantas mengucapkan kalimat seperti itu jika mengingat pernyataannya saat kampanye dulu.

“Angkat tangannya tinggi-tinggi. Tunjukkan angka tiga. Mari kita kembali menjadi jadikan kota ini menjadi kota yang bukan gusur-menggusur, kota yang memberikan kepastian tempat tinggal. Kita menginginkan Jakarta jadi kota yang adil,” kata Anies

Bertolak belakang khan pernyataannya? Ini hanya satu dari sekian pernyataan Anies saat kampanye yang menyatakan menolak penggusuran. Dia biasanya mengubah kata menggusur dengan kata menata sehingga kelihatan lebih manis. Rupanya ucapan manis seperti itu disukai oleh warga Jakarta sehingga memilih Anies menjadi gubernurnya. Hasilnya? Remuk redam.

Anies Baswedan juga masih berusaha mencari muka ketika meresmikan kampung susun di Cakung itu. Kampung susun ini diperuntukkan bagi warga Bukit Duri yang digusur pada tahun 2016. Saat itu, pemprov DKI menggusur Bukit Duri sebagai bagian upaya normalisasi sungai Ciliwung. Karena ada warga yang menolak, maka penggusuran berlangsung alot dan sempat terjadi keributan antara aparat dengan warga.

“Saya ingin garis bawahi pentingnya untuk kami bisa menyelenggarakan hal seperti ini sebelum eksekusi pembangunan dilakukan. Toh ujungnya bisa tinggal di tempat yang layak bukan? Seringkali pemerintah itu terbalik prosesnya, harusnya kami siapkan solusinya. Kalau saat itu sudah dibahas rumah begini, tenang semua bukan? Semua punya kesempatan,” kata Anies lebih lanjut.

Memang benar-benar piawai dalam menata kata dan menyembunyikan fakta sebenarnya. Saat penggusuran Bukit Duri tahun 2016, warga yang rumahnya terkena gusur sudah diberikan solusi untuk pindah ke Rusun Rawa Bebek. Solusinya sudah diberikan sejak lama tetapi solusi itu dianggap tidak ada karena ada warga yang ngeyel. Kalau dulu tidak ada yang ngeyel, pasti sudah mendapat hunian nyaman sejak tahun 2016. Tidak perlu menunggu sampai tahun 2022. Begitu bukan?

Selain itu, Anies seolah tidak melihat kenyataan bahwa pada masa kepemimpinannya pun ada penggusuran paksa. LBH Jakarta menerbitkan data tersebut pada tahun 2021. Data yang disampaikan adalah data penggusuran yang terjadi di Jakarta pada tahun 2017 hingga 2019. Beberapa penggusuran itu pun dilakukan dengan paksa tanpa ada musyawarah terlebih dahulu. Yah, hal seperti ini pasti tidak diingat Anies lah karena merugikan citranya.

Selesainya kampung susun di Cakung ini tetap harus diapresiasi. Anies berhasil memenuhi janjinya memberikan hunian layak untuk warga Bukit Duri yang tergusur. Paling tidak dengan ini kita tahu bahwa sebenarnya Anies setuju dengan Ahok untuk memberikan hunian layak berupa rusun kepada warga yang terkena relokasi untuk pembangunan. Dulu mengkritik habis tetapi ujungnya mengikuti juga khan?

Yah, begitulah Anies Baswedan yang sekarang sedang sibuk membangun citra. Dia dikejar waktu karena panggungnya sebagai gubernur akan berakhir pada bulan Oktober. Berbagai cara dilakukannya agar orang terus membicarakannya sebagai pemimpin yang hebat, meskipun sering harus menelan ludahnya sendiri. Bagi saya, hal seperti itu justru menunjukkan dia bukan pemimpin yang hebat karena plin-plan dan tidak bisa dipercaya.


0 komentar:

Posting Komentar