Jumat, 24 Juni 2022

Ketemu Para Bidan, Gubernur NTT Minta Angka Stunting Ditekan hingga Nol Persen

 

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat meminta dukungan para bidan di wilayahnya untuk sama-sama menekan angka stunting serta kematian ibu dan anak. Hal itu disampaikan Viktor saat menerima pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi NTT di ruang kerjanya, Kamis (23/6/2022). “Saya titip stunting ya, juga kematian ibu dan anak. Tiga ini harus jadi prioritas. Sekarang posisi prevalensi stunting kita sudah turun 22 persen. Kita harapkan harus turun ke nol persen. Kita harus berani bilang begitu karena itu kerja kemanusiaan,” ujar Viktor.

Penegasan itu dikatakan Viktor lantaran angka stunting di NTT masih tertinggi di Indonesia. Begitu juga dengan kematian ibu dan anak. Viktor berharap juga turun menjadi nol persen. Menurut Viktor, tidak boleh ada toleransi perencanaan untuk angka kematian ibu dan anak. Sebab menurutnya, hal itu sama halnya dengan merencanakan kematian manusia.

Menurut Viktor, walaupun toleransi angka kematian ibu dan anak dipakai dan diakui oleh dunia internasional, tetapi jika direfleksikan secara mendalam, model perencanaan tersebut bertentangan dengan hak asasi manusia. “Teman-teman di organisasi kebidanan juga harus mulai paham cara berpikir seperti ini. Ini perspektif. Tidak boleh dalam dunia kesehatan ada toleransi sekian persen kematian ibu dan anak. Dunia kesehatan itu harus zero atau nol persen. Tapi kalau dalam perjalanannya ada yang meninggal, itu di luar perencanaan kita. Niat kita maunya nol dan kerja sungguh-sungguh untuk nol,” jelasnya. Untuk mencapai target tersebut, kata Viktor, harus ada perubahan pola pikir, terutama dari organisasi-organisasi profesi kesehatan. “Kita harus bikin target yang sangat tinggi, yang mungkin tidak sampai. Dengan itu, kita memaksakan diri dalam segala hal termasuk tenaga untuk berusaha capai itu. Kalau kita sudah sampai tiga perempat, itu sudah sesuatu yang luar biasa. Daripada kita buat target setengah saja, buat apa toh sampai juga nantinya," ujar Viktor.

"Tapi saya bikin yang tidak saya sampai, sehingga saya paksa diri. Jadi teorinya harus diubah dari push to the limit (dorong hingga batas,) jadi push over the limit (dorong melewati batas). Ini perspektif baru yang kita harus lakukan untuk bawa NTT maju,” tambahnya lagi. Viktor juga meminta untuk menghilangkan cara kerja yang biasa atau business as usual. Sehingga, organisasi IBI juga diharapkan keluar dari kegiatan-kegiatan yang sudah baku dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

Sementara itu, Ketua IBI NTT, Damita Palalangan mengapresiasi arahan dari Viktor. "Organisasi IBI NTT tentu akan berupaya terlibat secara aktif dalam penanggulangan stunting serta kematian ibu dan anak," jelasnya. Damita pun menyampaikan jumlah bidan di seluruh NTT saat ini yang berjumlah sekitar 7.000 orang.

0 komentar:

Posting Komentar